Aristoteles
![Aristoteles](http://100tokohsejarah.files.wordpress.com/2009/10/aristoteles.jpg?w=90&h=201)
Nyaris tak terbantahkan, Aristoteles seorang filosof dan ilmuwan
terbesar dalam dunia masa lampau. Dia memelopori penyelidikan ihwal
logika, memperkaya hampir tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih
tak terperikan besarnya terhadap ilmu pengetahuan.
Banyak ide-ide Aristoteles kini sudah ketinggalan jaman. Tetapi yang
paling penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah
pendekatan rasional yang senantiasa melandasi karyanya. Tercermin dalam
tulisantulisan Aristoteles sikapnya bahwa tiap segi kehidupan manusia
atau masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa.
Pendapat Aristoteles, alam semesta tidaklah dikendalikan oleh serba
kebetulan, oleh magi, oleh keinginan tak terjajaki kehendak dewa yang
terduga, melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukum-hukum
rasional. Kepercayaan ini menurut Aristoteles diperlukan bagi manusia
untuk mempertanyakan tiap aspek dunia alamiah secara sistematis dan kita
mesti memanfaatkan baik pengamatan empiris dan alasan-alasan yang logis
sebelum mengambil keputusan. Rangkaian sikap-sikap ini –yang bertolak
belakang dengan tradisi, takhyul dan mistik– telah mempengaruhi secara
mendalam peradaban Eropa.
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM.
Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun
Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di
sana selama dua puluh tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari
ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi
dan “pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat
dalam hal spekulasi filosofis.
Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi
guru seorang anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah
terkenal dengan Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik si Alexander
muda dalam beberapa tahun. Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik
tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan di situ dibukanya
sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di Athena dua belas tahun, satu
masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander.
Alexander tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik
hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan
penyelidikan-penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam
sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk
maksud-maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam
abad-abad berikutnya.
Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung pelbagai
bahaya. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander
dan tatkala si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles
dengan tuduhan menghianat, Alexander punya pikiran pula membunuh
Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis di mata
Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya
oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan
anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun
didakwa kurang ajar kepada dewa. Aristoteles, teringat nasib yang
menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari meninggalkan kota sambil
berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang
Athena berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal di
pembuangan beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur enam puluh
dua tahun.
Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Empat puluh
tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang
dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar
banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya
jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak
kurang-kurang hebatnya. Kerja ilmiahnya betul-betul merupakan
ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang astronomi,
zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan
hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Hasil karya
ilmiahnya, merupakan, sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang
diperolehnya dari para asisten yang spesial digaji untuk menghimpun
data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari
serentetan pengamatannya sendiri.
Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu
tentu kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa
sesudahnya. Tetapi apa yang sudah dicapai oleh Aristoteles malah lebih
dari itu. Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiap bidang
penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika,
psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan,
puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu
proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya
untuk studi bandingan.
Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya
adalah penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang
selaku pendiri cabang filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya
berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles yang memungkinkannya
mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya bakat
mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang
kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan.
Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun
ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan
pendapat-pendapat praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga
berbuat kesalahan. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya
kesalahan yang dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.
Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari
sungguh mendalam. Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya
diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis,
Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian,
begitu pula filosof-filosof Byzantium mempelajari karyanya dan menaruh
kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah pikirannya banyak
membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya
tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd
(Averroes), mungkin filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba
merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalismenya
Aristoteles. Maimomides, pemikir paling terkemuka Yahudi abad tengah
berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi, hasil kerja paling
gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya cendikiawan
Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak kaum
cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh
pikiran Aristoteles.
Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhir
abad tengah tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala.
Dalam keadaan itu tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam
bungkus intelek yang jitu tempat mempertanyakan problem lebih lanjut
daripada semacam lampu penerang jalan. Aristoteles yang gemar meneliti
dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakat dengan
sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap
tulisan-tulisannya.
Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata
sekarang. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan
dengan garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita
ketimbang laki-laki. Kedua ide ini-tentu saja –mencerminkan pandangan
yang berlaku pada jaman itu. Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah
pikiran Aristoteles yang mencengangkan modernnya, misalnya kalimatnya,
“Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat
“Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia
pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan
anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah seperti
yang kita kenal sekarang).
Di abad-abad belakangan, pengaruh dan reputasi Aristoteles telah
merosot bukan alang kepalang. Namun, saya pikir pengaruhnya sudah begitu
menyerap dan berlangsung begitu lama sehingga saya menyesal tidak bisa
menempatkannya lebih tinggi dari tingkat urutan seperti sekarang ini.
Tingkat urutannya sekarang ini terutama akibat amat pentingnya ketiga
belas orang yang mendahuluinya dalam urutan.